Friday, March 27, 2020

Ibuprofen Bisa Perburuj Efek Covid-19, WHO Tak Sarankan Penggunaannya

Ibuprofen Bisa Perburuj Efek Covid-19, WHO Tak Sarankan Penggunaannya

Ibuprofen and COVID-19 symptoms รข€“ here's what you need to know

WHO menumumkan untuk menghindari penggunaan ibuprofen untuk penanganan gejala pada pasien infeksi SARS-Cov-2. Hal ini dilakukan setelah Prancis memberikan memperingatkan bahwa obat anti-inflamasi sepetu ibupropen bisa memperburuk efek COVID-19.

Terkain imbauan ini, juru bicara WHO Chtistina  Lindmerier mengatakan bahawa para pakar kesehatan PBB sedang menyelidiki hal ini untuk kemudian membentuk panduan lebih lanjut.

"Semenjak (penyeledikan berjala), kami meremendasikan penggunaan paracetamol, dan jangan menggundang ibuprofen sebagsi pilihan pengobatan mandiri. Itu penting," katanya.

Hanya saja, Lindeier menambahkan jika ibuprofen telah diresepkan oleh para profesional kesehatan, maka itu diserahkan para keputusan dokternya.

Profesional dan ibuprofen dapat meurunkan suhu dan membuat gejala seperti flu. Tapi kenapa ibuprofen dan obat antiinflamasi lainnya (NSAID) tidak cocok untuk penanganan gejala pada pasien positif COVID-19.

Peringatan bahwa ibuprofen bisa memperburuk efek COVID-19

Sebelum peringatan WHO, Mentri Kesehatan Prancis Oliver Veran baru-baru ini meperhatikan tenaga kesehtanany untuk mengindari penggunaan ibuprofen untuk menangani pasien COVID-19.

Veran memperingatkan penggunaan ibuprofen dan obat anti-inflamsi seripa bisa menjadi faktor yang memberatkan pasien yang terinfeksi COVID-19. menurutnya obat anti inflamsi seperti ibuprofen dapat memperburuk gejala penyakit yang disebabkan oleh SARS-Cov-2.

"Dalam kasus demam, minum parasetamol,"kata veran dalam cuitan di akun Twitter-nya. veran menekankan bahea pasien yang sudah dirawat dengan obat anti-inflamasi hru meminta nasihat dari dokter mereka.

Peringatan Veran ini mengikuti sebuah studi dalam jurnal The Lancet yang berhipotensi penggunaan parasetamol dan ibupropen mengatakan untuk sementara mengunakan paracetamol daripada ibupropen.

"Saat ini tidak ada bukti kuat bahawa ibupropen dapat memperburuk corona virus, smapai kami memiliki informasi lebih lajut, gunakan paractamol untuk mengoati gejala-gejala coronavirus. Kecuali jika dokter memberi tahu paracetamol tidak cocok untuk anda," tulisnya.

Pendemi COVID-19 yang telah  menginfeksi 210.000 orang di seluruh dunia hanya menyebabkan gejala ringan pada kebanyakakn orang. Dalam beberapa kasus dapat menyebabkan pneunomia atau penyakit parah yang menayebabkan kegagalan pada beberapa organ 

Efek ibuprofen yang dapat perburuk kondisi pasien COVID-19

Sampai saat ini belum diketahui secara pasti apakah ibuprofen memiliki efek khusus pada tingkat keparahan gejala pasien COVID-19. Baik itu pada pasien yang sehat atau pada pasien yang memiliki penyakit penyerta. 

Meski begitu Dr. Charlotte Warren-Gash dari London School of Hygiene and Tropical Medicine mengatakan sebelum adanya kejelasan lebih baik menghindari penggunaan ibuprofen.

“Terutama untuk pasien yang rentan, tampaknya masuk akal untuk menggunakan parasetamol (daripada ibuprofen) sebagai pilihan pertama,” katanya seperti dikutip dari BBC London.

Dr. Warren-Gash mengatakan bahwa ada beberapa bukti yang menghubungkan ibuprofen dan beberapa penyakit infeksi pernapasan yang semakin parah. Walaupun belum benar-benar terbukti ibuprofen satu-satunya penyebab.

Prof. Paul Little, peneliti primary care research di University of Southampton mengatakan bahwa beberapa ahli percaya sifat anti-inflamasi ibuprofen dapat melemahkan respons kekebalan tubuh.

Prof. Parastou Donyai dari University of Reading mengatakan, “Ada banyak penelitian yang mengatakan penggunaan ibuprofen selama infeksi pernapasan dapat mengakibatkan memburuknya penyakit atau komplikasi lainnya.”

“Tapi, saya belum melihat bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa ibuprofen memberikan efek tambahan dan risiko komplikasi pada pasien COVID-19 usia 25 tahun dan tanpa penyakit penyerta,” tutur Prof. Donyai.

Fungsi ibuprofen

Ibuprofen termasuk obat tanpa resep dokter yang paling banyak digunakan sama seperti parasetamol dan aspirin. 

Ibuprofen adalah obat penghilang rasa sakit harian untuk berbagai sakit dan nyeri, termasuk sakit punggung, kepala, gigi, dan nyeri haid. Ini juga mengobati peradangan seperti keseleo dan rasa sakit akibat radang sendi.

Obat ini tersedia dalam bentuk tablet, kapsul, dan sirup untuk diminum ada juga dalam bentuk gel dan semprot untuk penggunaan luar. Ibuprofen yang tergolong dalam obat anti-inflamasi nonsteroid ini bekerja dengan cara yang berbeda dengan obat analgesik lainnya.

Ketika seseorang merasakan sakit, nyeri, atau mengalami peradangan, maka tubuh akan secara alami menghasilkan zat kimiawi yang disebut dengan prostaglandin. Sementara, ibuprofen mempunyai kemampuan untuk menghentikan prostaglandin dihasilkan oleh tubuh, sehingga rasa nyeri pun hilang.

Anda dapat membeli sebagian besar jenis ibuprofen dari apotek dan supermarket tanpa resep dokter. Ada beberapa jenis yang harus dengan resep dokter. Walau bisa dibeli tanpa resep dokter, untuk mengonsumsi ibuprofen anda perlu memperhatikan beberapa efek sampingnya.


0 comments:

Post a Comment